Network
Ini yang paling mengejutkan, ibarat roda berputar posisi di bawah, ibarat lampu baru padam dan baru mati.
Biasanya orang tua kaget, karena masa kanak-kanak anak ini sekolahnya pinter, belajarnya rajin, punya cita-cita yang semangat.
Namun setelah SMP dan SLTA cenderung pendiam, ini karena memiliki nilai kehidupan 1, bisa dibilang rezeki mati.
Ini biasanya sok dikucilkan, istilahnya dijauhi dari teman, anaknya mudah tersinggung, sering murung, susah untuk diajak belajar seolah-olah cita-citanya kandas.
Seakan tidak punya angan-angan lagi, semuanya serba males, disarankan kepada orang tua kalau sedang begini, bagaikan roda dibawah, lampu baru mati, anak jangan sampai dibentak-bentak.
Baca Juga: Weton Jumat Kliwon Menurut Primbon Jawa Seperti Lakuning Rembulan
Karena ini nanti akan mempengaruhi kejiwaan anak, soalnya setelah nilai kehidupan 1 akan habis secara otomatis di usia 18 ke 24 tahun.
Usia 18 berjalan ke 24 tahun memiliki nilai kehidupan 2, yang secara otomatis nilainya membaik, ibarat tadi lampu baru menyala dengan sendirinya.
Mulai bisa berpikir dengan jernih, mulai giat belajar, mulai bisa bergaul lagi, semuanya berjalan secara otomatis pikirannya mulai terbuka lagi mulai punya semangat lagi.
Tentunya SLTA dan sederajat sudah beranjak remaja waktunya bekerja bagi yang tidak meneruskan kuliah.
