Stop Lakukan KDRT, Akan berdampak 4 Hal Ini Terhadap Korban

29 September 2022, 21:27 WIB
Ilustrasi KDRT, Stop Lakukan KDRT, Akan berdampak 4 Hal Ini Terhadap Korban /Pexels

KABAR MESUJI – Kekerasan dalam rumah tangga bisa dipicu oleh banyak faktor. Salah satunya adalah dari isu perselingkuhan.

Dugaan perselingkuhan misalnya bisa menjadi salah satu faktor munculnya kekeranan dalam rumah tangga atau KDRT.

KDRT akan berdampak serius pada sikologi korban. Maka stop dan jangan lakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kronologi Laporan Lesti Kejora Atas KDRT Yang Dilakukan Oleh Rizky Billar

Dilansir dari berbagai sumber, bahwa dampak KDRT Inilah akibat paling mendasar dari kekerasan dalam rumah tangga, seperti dikutip dari situs Boldsky:

Tidak pernah tenang

Seseorang yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga bakal sulit melupakan bekas luka yang dialaminya. Hidup pun jadi tidak tenang.

Seandainya korban berhasil meninggalkan penganiayanya, misalnya istri yang menggugat cerai, anak yang bertumbuh dewasa. Hal ini akan terus mempengaruhi hubungan-hubungan mereka selanjutnya.

Baca Juga: Apa Itu KDRT Yang Bisa Menjadikan Malapetaka Hubungan Tak Lagi Harmonis

Trauma

Ada banyak kasus di mana korban kekerasan dalam rumah tangga menjadi tertekan dan trauma setelah menghadapi pelecehan dalam hubungan mereka.

Hal ini membuat mereka tidak bisa 'berfungsi' normal, yang kadang mempengaruhi berbagai aspek lain dalam kehidupan mereka, misalnya dalam bidang pekerjaan atau pendidikan.

Baca Juga: Rizky Billar Terancam 15 Tahun Penjara Jika Terbukti KDRT Terhadap Lesti Kejora

Rasa sakit

Dalam kasus di mana salah satu di antara pasangan menerima kekerasan fisik, korban mungkin mengalami rasa sakit dan penderitaan. Dan ada kasus di mana cedera fisik sulit untuk dihilangkan.

Dalam beberapa kasus ekstrem, korban KDRT mengalami cacat fisik permanen akibat penganiayaan yang diterimanya.

Baca Juga: Rizky Billar Selingkuh dan Telah KDRT Lesti Kejora Istrinya

Ketakutan

Sebuah studi baru-baru ini mengatakan, korban kekerasan dalam rumah tangga cenderung menjadi paranoid. Mereka mungkin tidak bisa mempercayai adanya sebuah hubungan baru di mana mereka tidak akan dianiaya.***

Editor: Ilhaamatul Chasanah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler