Sisihkan ambil yang pentingnya itu nanti ada amalan prioritas dan kalau ada yang sama-sama penting cari yang paling prioritas.
“Dihukumnya ada lima turunan, ambil dari tengah dulu ‘mubah’, tarik ke kanan ‘sunnah, ke kanan lagi ‘wajib’, antara sunah dan wajib, ada sunnah muakaddah, tarik ke kiri makruh, ke kiri lagi haram,” ungkapnya.
Nanti tinggal posisikan puasa Arafah dimananya, dan hukumnya memang sunnah, sunnahnya tengah-tengah, jadi sunnah muakaddah, lanjut Ustadz Adi Hidayat.
“Di posisi ada utang yang wajib yaitu puasa Ramadhan, karena wajib prioritas, maka dahulukan niatnya untuk yang wajib dulu,” tegas Ustadz Adi Hidayat.
Terakhir, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, kalaupun kita niatkan untuk yang wajib tapi punya keinginan kuat untuk mengerjakan puasa Arafah dan tak mampu mengerjakannya karena alasan tertentu yang dibenarkan secara syar'i.
Maka itu bisa berpeluang mendapatkan pahala juga dari puasa Arafah walaupun niat kita untuk yang puasa Ramadhan.***(Lingkar Kediri/ Yulian Fahmi)